dr. Vino Daniel

dr. Vino Daniel

 Sunat bayi menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Bukan hanya sebagai bagian dari ritual agama, tetapi juga karena alasan kesehatan. Di samping itu, pelaksanaan sunat ketika anak masih berusia bayi memiliki risiko yang sangat minimal dan relatif lebih cepat sembuh dibandingkan sunat anak atau dewasa. 

Lalu, kapan Ayah Bunda harus melaksanakan sunat bayi? Menurut Integral Medical Center London, usia tepat bagi si kecil untuk melalui proses sunat adalah ketika berusia antara 7-14 hari. Pada usia tersebut, risiko pendarahan sangat kecil. Selain itu, luka sunat dapat cepat sembuh karena jaringan sel bayi dalam masa pertumbuhan. 

Bagi laki-laki beragama Islam, sunat bersifat wajib hukumnya. Bukan hanya untuk memenuhi kewajiban agama, sunat sebenarnya sangat bermanfaat bagi kesehatan. Jika tidak menjalani sunat, ada risiko yang bisa dialami oleh laki-laki, bahkan bisa berdampak terhadap pasangannya kelak. 

Karena itu, anak yang berkebutuhan khusus juga perlu menjalani sunat. Namun, proses sunat bisa jadi lebih sulit bergantung pada kondisi anak yang bersangkutan. Supaya berjalan dengan lancar, sunat berkebutuhan khusus tentu membutuhkan perlakuan khusus pula. 

Anak yang bertubuh gemuk kerap “ditolak” oleh dokter saat akan melakukan sunat. Hal ini karena kondisi penis anak gemuk tidak sama dengan anak yang memiliki berat badan normal. Namun, apakah hal ini berarti anak gemuk tidak bisa atau tidak boleh disunat? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sunat gemuk, simak ulasan berikut ini. 

Bagi sebagian besar orang tua, barangkali pasti pernah mendengar beragam mitos tentang pantangan pasca anak disunat atau dikhitan. Yang paling umum, di antaranya adalah larangan untuk mengonsumsi ikan dan telur karena dikhawatirkan akan memperlambat proses penyembuhan. Padahal, justru sebaliknya, makanan yang  mengandung protein tinggi akan lebih cepat menyembuhkan luka.

Bagi sebagian pria, ukuran penis jumbo adalah sebuah kebanggan dan prestasi. Memiliki penis kecil bagi mereka adalah aib, maka tidak heran berbagai cara dilakukan untuk dapat membesarkan alat kemaluan, seperti benda asing pada penis. Selain menjadi kebanggan tersendiri, penis dengan ukuran besar dipercaya dapat lebih memuaskan pasangan selama berhubungan seksual.

Work From Home (WFH) bukan halangan bagi Ayah Bunda untuk tetap menjaga kesehatan. Caranya dengan menjaga asupan, pola tidur, dan rutin berolahraga. Olahraga sangat penting karena dapat memperkuat imunitas tubuh sehingga risiko penularan COVID-19 makin rendah.

Praktik sunat umumnya dilakukan sedini mungkin saat usia anak masih kecil. Namun, tidak sedikit pria dewasa yang belum disunat. Hal ini berakitan dengan psikologis bebarapa anak yang penakut sehingga sunat tertunda sampai dewasa dan yang paling banyak berkaitan dengan keyakinan atau agama yang tidak mewajibkan seseorang untuk disunat, sehingga sunat dilakukan karena alasan kesehatan atau penyakit tertentu.

Ingatkah Ayah Bunda pada berita heboh tentang bocah di Kecamatan Kadipiro, Solo—yang kabarnya—disunat jin? Berita tersebut sampai dimuat di halaman detiknews pada tanggal 9 Februari 2019 lalu. Banyak orang penasaran mengenai kebenaran berita sunat gaib sang anak berumur 7 tahun itu.

Salah satu kekhawatiran yang dihadapi sebagian besar orang tua muslim adalah ketika anak laki-lakinya takut disunat. Tidak mengherankan, sebab doktrin anak sunat itu menyakitkan memang sudah telanjur memasuki pikiran mereka.

Meskipun sudah diakui di dunia modern, tradisi sunat tetap memunculkan berbagai mitos. Dari mulai mitos kesehatan sampai dengan soal makanan. Bahkan, tidak sedikit yang masih memercayai dan mempraktikannya.

Artikel Kesehatan

Serba - Serbi